Mengambil jalan usaha melalui peternakan masih sangat umum khususnya di daerah pedesaan. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan lebih maka harus didukung oleh persediaan modal yang lebih juga. Untuk memulai usaha tak jarang jika akhirnya memutuskan beternak dengan sistem kemitraan. Kemudahan yang ditawarkan oleh pihak mitra berupa bantuan sapronak yang bisa dibayarkan pasca panen (term of payment) dan bantuan untuk memasarkan hasil produksi. Sapronak berupa DOC, pakan dan vaksin yang berkualitas mendukung agar bisa memperoleh hasil sesuai target. Selain itu pada saat penawaran sapronak juga biasanya ada pendampingan tim ahli dari pihak mitra. Apalagi untuk peternak pemula pasti akan sangat terasa terbantu. Selama pendamping dari tim ahli dipastikan peternak bisa memahami teknis operasional kandang dan beternak. Serta untuk bahan evaluasi dengan cara menghitung FCR (Feed Conversi Ratio) , Deplesi serta Indeks Performant dari perhitung inilah biasanya peternak bisa mendapatkan
Mengambil
jalan usaha melalui peternakan masih sangat umum khususnya di daerah pedesaan. Keinginan
untuk mendapatkan keuntungan lebih maka harus didukung oleh persediaan modal
yang lebih juga. Untuk memulai usaha tak jarang jika akhirnya memutuskan
beternak dengan sistem kemitraan. Kemudahan yang ditawarkan oleh pihak mitra
berupa bantuan sapronak yang bisa dibayarkan pasca panen (term of payment) dan bantuan untuk memasarkan hasil produksi. Sapronak
berupa DOC, pakan dan vaksin yang berkualitas mendukung agar bisa memperoleh
hasil sesuai target. Selain itu pada saat penawaran sapronak juga biasanya ada
pendampingan tim ahli dari pihak mitra. Apalagi untuk peternak pemula pasti
akan sangat terasa terbantu.
Selama
pendamping dari tim ahli dipastikan peternak bisa memahami teknis operasional
kandang dan beternak. Serta untuk bahan evaluasi dengan cara menghitung FCR (Feed Conversi Ratio), Deplesi serta
Indeks Performant dari perhitung inilah biasanya peternak bisa mendapatkan
bonus jika memenuhi kriteria yang ditentukan. Dalam hal penjualan, peternak
tidak perlu khawatir masalah pemasaran hasil sebab sudah perjanjian jika sudah
panen akan dibeli oleh perusahaan dengan harga yang sudah di tentukan di awal.
Bisanya dengan harga berat perekor yang sudah terstandarisasi.
Seperti
dua sisi koin yang berbeda, jika tidak dikelola dengan baik semua kebijakan seperti
DOC, pakan dan vaksin tadi yang awalnya memberikan jaminan keuntungan tentunya
bisa memberikan kerugian. Semua material produksi harus dibeli dari perusahaan
mitra. Perusahaan kemitraan sifatnya supplier yang tentunya akan mudah
menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan peternak. Semakin banyak kebutuhan
dari peternak pastinya akan meningkatkan keuntungan bagi pihak mitra.
Peternak
juga tidak bisa merubah pola pakan atau vaksin menjadi lebih murah dengan
formula baru yang lebih efektif karena sudah terikat kontrak. Kebijakan
penjualan hasil produksi pada perusahaan kemitraan yang sudah ditentukan diawal
tidak dapat berubah. Sekalipun ada perubahan harga naik di pasaran, maka tidak
akan ada peningkatan keuntungan yang dratis yang dirasakan peternak. Pihak perusahaan
akan mendapatkan keuntungan dua kali yakni dari penjualan sapronak ke peternak
dan juga saat menjual hasil panen peternak. Sementara peternak hanya akan
memperoleh keuntungan dari penjualan ayam pasca panen saja.
Tak
jarang banyak peternak yang awalnya bermitra kemudian lama-kelamaan memilih
untuk menjadi peternak mandiri. Akibat harga jual yang tidak sesuai dengan HPP
(Harga Pokok Produksi). Apalagi ketika peternak tidak bisa mencapai target
bobot badan sesuai standar maka akhirnya ayam tidak diterima oleh mitra
sehingga dipasarkan sendiri. Ketika beternak dengan sistem mandiri peternak
lebih bisa mengatur pengeluaran untuk membeli sapronak sesuai yang dibutuhkan
saja. Untuk menekan HPP bisa dipenuhi dengan pakan yang lebih murah tapi
efisiensi tinggi misalnya dengan campuran pakan herbal. Selain itu peternak
juga bisa menentukan harga jual ayam sendiri dan tidak ada targetan waktu.
Sumber
:
Komentar
Posting Komentar