Mengambil jalan usaha melalui peternakan masih sangat umum khususnya di daerah pedesaan. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan lebih maka harus didukung oleh persediaan modal yang lebih juga. Untuk memulai usaha tak jarang jika akhirnya memutuskan beternak dengan sistem kemitraan. Kemudahan yang ditawarkan oleh pihak mitra berupa bantuan sapronak yang bisa dibayarkan pasca panen (term of payment) dan bantuan untuk memasarkan hasil produksi. Sapronak berupa DOC, pakan dan vaksin yang berkualitas mendukung agar bisa memperoleh hasil sesuai target. Selain itu pada saat penawaran sapronak juga biasanya ada pendampingan tim ahli dari pihak mitra. Apalagi untuk peternak pemula pasti akan sangat terasa terbantu. Selama pendamping dari tim ahli dipastikan peternak bisa memahami teknis operasional kandang dan beternak. Serta untuk bahan evaluasi dengan cara menghitung FCR (Feed Conversi Ratio) , Deplesi serta Indeks Performant dari perhitung inilah biasanya peternak bisa mendapatkan
Potensi usaha ayam broiler memang menggiurkan, bagaimana tidak ayam broiler dalam waktu yang singkat bisa segera dimanfaatkan hasilnya. Ayam broiler merupakan salah satu jenis ayam yang berpotensi besar untuk tumbuh secara cepat menghasilkan daging dan efisiensi dalam mengubah pakan menjadi daging. Hanya sekitar 4-5 minggu ayam sudah bisa dipanen dengan mencapai bobot 1900-2100 gram. Taukah Sobat Ternak bagaimana cara memelihara ayam broiler yang baik? Tata laksanan pemeliharaan ayam broiler dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, pemeliharaan kandang tetap dan pemeliharaan kandang berpindah. Fase pemeliharaanya yaitu, fase starter dan finisher . Menurut Abidin (2002) Fase starter dimulai dari sejak minggu pertama sampai akhir minggu keempat. Sedangkan finisher dimulai dari sejak awal minggu kelima sampai ayam siap dijual. Aspek pemeliharaan ayam broiler meliputi: bibit, pakan atau ransum, perkandangan dan pencegahan penyakit. a. Bibit Bibit atau DOC yang baik memp